Langsung ke konten utama

PSIKOLOGI menurut Al-Qur'an dan Hadits


KATA AL-QUR’AN DAN HADIST TENTANG PSIKOLOGI

Bagi seorang muslim, Al-Qur’an merupakan sumber utama dari ajaran islam dan menjadi buku panduan bagi orang islam dalam menjalani kehidupan sehari-hari agar mendapat ridho-Nya. Diturunkan oleh Allah SWT. melalui perantara malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. yang diturunkan secara mutawatir (berturut-turut) dan disampaikan kepada umatnya yang wajib diimani tiap-tiap muslim. Al-Qur’an berisi tentang firman Allah SWT. yang mengatur umat manusia bagaimana hidup dengan baik. Dengan begitu dapat dikatakan Al-Qur’an sebagai imam, pedoman, petunjuk bagi siapa saja yang mau memahami isi kandungannya dengan baik dan benar.

Didalam Al-Qur’an Allah SWT. menyeru kepada umat manusia, terkhusus umat islam untuk mengerjakan apa yang diperintahkan. Namun, dalam Al-Qur’an hanya berbentuk perintah, sehingga Allah SWT. menyampaikan gambaran kepada Rasulullah SAW. yang oleh beliau disabdakan kepada para sahabat. Itulah yang disebut Hadist. Sabda yang disampaikan oleh Nabi SAW. tidak keluar dari hawa nafsu beliau, tetapi itu merupakan wahyu dari Allah SWT. Hadist ini merupakan sumber hukum islam yang kedua setelah Al-Qur’an, sehingga hubungan antara keduanya sangat dekat. Jika dalam Al-Qur’an terdapat perintah, maka didalam Hadist terdapat tata cara pelaksanaan perintah tersebut. Biasanya didalam Al-Qur’an Allah SWT. menyeru kepada umat manusia dengan seruan yang bersifat umum, dan dari seruan tersebut Nabi SAW. menjelaskan dari sebab turunnya ayat tersebut, bahkan diperjelas lagi melalui sabda beliau.

Jika ditelaah lebih dalam lagi, psikologi dengan islam sudah terbangun hubungan jauh dari munculnya ilmu yang dinamakan psikologi tersebut. Karena Al-Qur’an dan Nabi Muhammad SAW. hidup jauh sebelum lahirnya ilmu psikologi. Sebagai orang islam, wajib hukumnya percaya terhadap Al-Qur’an karena itu merupakan kitabullah, perkataan-perkataan Allah SWT. yang disusun dalam satu mushaf. Bahkan seorang muslim juga harus percaya kepada kitab-kitab samawi yang diturunkan Allah SWT. dan juga meyakini bahwa kitab-kitab tersebut (sebelum diubah dan diselewengkan oleh manusia) merupakan syari’at Allah SWT. 

Allah SWT. telah mengatur kehidupan dunia ini dari semua aspek, termasuk juga ilmu psikologi. Unsur-unsur manusia yang juga menjadi dasar kajian ilmu psikologi yaitu, fisik, akal, dan ruh. Didalam Al-Qur’an hal ini telah dijelaskan oleh Allah SWT. dalam surah At-Tin

 لَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ فِىٓ أَحۡسَنِ تَقۡوِيمٍ

Artinya : ”sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”

Didalam Tafsir Kementrian Agama Republik Indonesia dijelaskan Allah SWT. menegaskan bahwa Dia telah menciptakan manusia dengan kondisi fisik dan psikis terbaik. Dari segi fisik, misalnya, hanya manusia yang berdiri tegak sehingga otaknya bebas berpikir, yang menghasilkan ilmu, dan tangannya juga bebas bergerak untuk merealisasikan ilmunya itu, sehingga melahirkan teknologi. Bentuk manusia adalah yang paling indah dari semua makhluk-Nya. Dari segi psikis, hanya manusia yang memiliki pikiran dan perasaan yang sempurna. Dan lebih-lebih lagi, hanya manusia yang beragama. Banyak lagi keistimewaan manusia dari segi fisik dan psikis itu yang tidak mungkin diuraikan di sini. Penegasan Allah bahwa Dia telah menciptakan manusia dengan kondisi fisik dan psikis terbaik itu mengandung arti bahwa fisik dan psikis manusia itu perlu dipelihara dan ditumbuhkembangkan. Fisik manusia dipelihara dan ditumbuhkembangkan dengan memberinya gizi yang cukup dan menjaga kesehatannya. Dan psikis manusia dipelihara dan ditumbuhkembangkan dengan memberinya agama dan pendidikan yang baik. Bila fisik dan psikis manusia dipelihara dan ditumbuhkembangkan, maka manusia akan dapat memberikan kemanfaatan yang besar kepada alam ini. Dengan demikianlah ia akan menjadi makhluk termulia.

            Didalam hadistnya Nabi SAW. bersabda,

وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ الْقَلْب

(رواه البخاري ومسلم)

Artinya: “Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah hati “. (Hr.Bukhori dan Muslim).

            Dari hadist diatas dapat kita ketahui bahwa menurut islam perilaku manusia ditentukan oleh baik buruknya hati manusia tersebut. Dengan memahami Al-Qur’an dan Hadist, dapat mencerahkan hati manusia itu sendiri sehingga menciptakan perilaku yang baik.

Salah satu tokoh filsafat islam Ibnu At-Athaillah mengatakan didalam kitabnya Al-Hikam

جعلك في الْعالم المتوسّط بين ملْكه و ماكوته ليعلّمك جلا لة قدْ رك بين مخلوقاته، و أنّك جوحوةٌ تنطويْ عليك أصداف مكوّناته

Artinya: “Allah menempatkanmu dialam pertengahan, diantara alam nyata (kerajaan-Nya) dan alam gaib (malakut-Nya) untuk membuatmu mengerti besarnya kedudukanmu diantara sesama makhluk-Nya, serta bahwa engkau adalah permata dimana mutiara-mutiara segala ciptaan-Nya tersembunyi.”

Syekh Fadhlalla mengulas kutipan diatas dengan menyatakan bahwa jiwa manusia adalah pertengahan antara alam fisik dan psiritual. Kita mempunyai semua aspek jagat ini. pada tingkat rendah kita mirip binatang, dan pada tingkat tinggi kita adalah ruh yang tanpa batasan. Orang-orang yang berada dijalan tengah, menyadari dan menahan alam rendahnya, dan dengan demikian ia mengalami pencerahan batin melalui hati yang suci oleh ruh Allah yang meliputi segala sesuatu.

Semua penjelasan diatas dapat menjadi bukti kecil bahwa islam telah menjelaskan tentang psikologi jauh dari penemuan pada tahun 1879 oleh Wilhem Wundt. Yang dijelaskan oleh Allah SWT. dan Rasulullah SAW. hanya secara umum, tetapi penjelasannya dapat kita ketahui dari para sahabat yang mendengar atau menyaksikan langsung turunnya ayat Al-Qur’an  maupun Hadist yang disampaikan oleh Nabi SAW. Para sahabat lalu menyampaikan penjelsana mengenai Al-Qur’an dan Hadist kepada para tabi’in, para tabi’in menyampaikan kepada murid-muridnya dan lahirlah ulama-ulama tafsir, hadist, dan mazhab yang dapat kita jumpai karya-karya mereka dizaman sekarang.

Waallahu’alam bissawab.



[1] Mistu, Musthafa Dieb Al-Bugha Muhyiddin. 1998 M/ 1418 H. Al-Wafi Menyelami Makna Hadits Rasulullah saw (syarah kitab Arba’in An-Nawawi) (10). Terjemahan: Muhil Dhofir: Al-I’tishom, Jakarta. 458 hlm.

[2]Bidang Pentashihan Mushaf Al-Qur’an LMPQ. 2020.Tafsir Kemenag. Kementrian Agama, Jakarta.

[3] At-Thaillah, Ibn. 2012/1433H.Al-Hikam 264 Hikmah dan Renungan Spiritual Harian. Terjemahan:Fuaida,LD: Serambi Imu Semesta, Jakarta. 280 hlm.


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dokumentasi FKKM - Acara Halal Bihalal 1446H/2025M

Moment Silaturahmi Halal Bihalal 1446H/2025M di Majelis Ta'lim Al-Ikhlas.

Moment Tahun Baru 2024 - 2025

Moment acara tahun baruan keluarga djitabe - Villa Pondok Alam Alviandra Sukabumi (30,31 Desember 2024 & 1 Januari 2025).

Update Nama Keluarga Besar FKKM - Desember 2021

  UPDATE NAMA KELUARGA BESAR H.MURTABA BIN H.BASRI No                  NAMA JENIS SILSILAH 1 H. ACHMAD ROYANI  LK ANAK 2 HJ. MASNAH (ALMARHUMA)  PR MANTU 3 MUNTAMAH PR MANTU 4  Hj. SITI ZAHRIATI  PR CUCU 5 H. BUNYAMIN CHOLID    LK CUCU MANTU 6 SYAROFI AZAMY  LK CICIT 7 ISYA MUFIDA  PR CICIT 8 ABDUL HAKIM LK CICIT MANTU 9 RAYYANKA SERKAN HAKIM LK PIUT 10  SHIDQI YAHDI KALLA  LK CICIT 11 H. LUKMAN HAKIM  LK ...