PERTAMA : MEMBERIKAN NAMA YANG BAIK
Rosulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits shahih :
أحب الأسماء إلى الله عزّ وجلّ عبدالله وعبد الرّحمن
Nama yang paling dicintai Allah adalah Abdullah dan Abrurrahman.”
Kita dianjurkan member nama yang baik
terhadap anak anda. Karena ketika anak anda mendengar panggilan secara
berulang-ulang terhadap dirinya dengan nama-nama tersebut diatas , maka
sianak pun akan terus menerus teringat adanya pertalian antara dia dan
Allah yang memuliakan kedudukannya sebagai salah seorang hambanya.
KEDUA : MEMBERIKAN HAK ASI SEBAGAIMANA MESTINYA
Seorang anak hendaklah disusui oleh
ibunya, seperti yang dikehendaki oleh islam. Banyak sekali masyarakat
disekitar kita yang tiak memperhatikan kewajiban menyusui ini . salah
satunya dengan cara menterahkan anaknya kepada orang lain untu
disusuinya, padahal ibunya mampu untuk menyusuinya. Akibatnya anakpun
tidak mempunyai pertalian batih dengan ibunyadan tumbuhlah ia dengan
rasa cinta, ikatan hati yang terputus dengan ibunya.
Allah SWT berfirman yang artinya :
“Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna” (al-baqarah :233)
KETIGA : MEMBERIKAN KETELADANAN
Orang tua seharusnya menjadi contoh
yang baik bagi putra putrinya, karena anak-anak itu selamanya akan
mengikuti bapaknya, dan anak permpuan menguikuti ibunya. Apa yang kita
perintahkan kepada anak-anak kita, hendaklah kita pun melaksanakannya.
Allah SWT berfirman :
“Mengapa kamu suruh orang lain
(mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu
sendiri, Padahal kamu membaca Al kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu
berpikir?
KEEMPAT: MENYURUH ANAK ANAK KITA SHOLAT
Orang tua harusnya menyuruh
anak-anaknya shalat saat usia mereka mencapai tujuh tahun, dan memukul
mereka jika meninggalkannya pada usia sepuluh tahun, sekedar untuk
memberinya nasehat dan peringatan demi kebaikannya, serta mulai
memisahkannya tempat tidur diantara mereka.
KELIMA: MENGAJARI MEREKA ILMU YANG BERMANFAAT
Islam tidak megenal kebodohan dan kejorokan. Karena itu membina sebuah generasi adalah kewajiban yang sangat agung dalam islam.
Adapun orang yang melarang anaknya
menuntut ilmu dengan alas an sulit dan menganggap jalannya terlalu
berliku dan melelahkan , maka ia adalah orang yang buruk kemauannya dan
tidak memiliki kebijaksanaan dalam hatinya.
Ajarilah anak anda dengan ilmu yang
berfaedah. Karena sesungguhnya tidak setiap ilmu itu berfaedah. Dalam
Al-Qur’an, Allah SWT membagi ilmu ke dalam dua bagian:
Ilmu yang berfaedah dan,
Ilmu yang membahayakan.
Ilmu yang membahayakan adalah seperti dalam firman Allah:
Maka mereka mempelajari dari kedua
Malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara
seorang (suami) dengan isterinya[79]. dan mereka itu (ahli sihir) tidak
memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin
Allah. dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat
kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, Sesungguhnya mereka telah
meyakini bahwa Barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir
itu, Tiadalah baginya Keuntungan di akhirat, dan Amat jahatlah perbuatan
mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.
[79] Berbacam-macam sihir yang
dikerjakan orang Yahudi, sampai kepada sihir untuk mencerai-beraikan
masyarakat seperti mencerai-beraikan suami isteri.
Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang melahirkan rasa takut didalam hati seseorang kepada Allah.
Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang
dapat mempengaruhi anak-anak kita utnuk mencintai masjid, mencintai
Al-Qur’an dan mencintai ilmu.
KEENAM: MENANAMKAN ANEKA KEUTAMAAN DAN RASA PERCAYA DIRI MELALUI PERGAULAN YANG BAIK BERSAMA MEREKA
Banyak orang tua yang keliru dalam
memperhatikan aspek yang satu ini, dimana mereka mendidikanya dengan
kekerasan dengan mencambuk dan dengan cara cara yang bengis. Akibatnya,
tumbuhlah si anak dalam keadaan rendah kemauannya, kekuatannya dan rasa
percaya dirinya.
Islam telah mengajarkan agar mendidik dengan cara lembut dan bijaksana, firman-Nya:
“Maka disebabkan rahmat dari
Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu
bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu.”
KETUJUH: MENJAUHKAN MEREKA DARI BERTEMAN DENGAN ORANG YANG BURUK
Allah berfirman tentang petemanan yang buruk:
“Teman-teman akrab pada hari itu
sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang
yang bertakwa.” (az-zukhruf: 67)
Maka setiap kekasih, setiap sahabat
dan setiap pertalian akan terputus, akan musnah, kecuali pertalian
diantara orang – orang yang semata mata menginginkan ridho Allah dan
kampong akhirat.
KEDELAPAN: MENGISI WAKTU KOSONG MEREKA
Allah Swt berfirman ,
“Maka Apakah kamu mengira, bahwa
Sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa
kamu tidak akan dikembalikan kepada kami? Maka Maha Tinggi Allah, raja
yang sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (yang mempunyai)
‘Arsy yang mulia.” (al-mu’minun: 115-116)
Betapa banyak anak-anak yang
mengeluhkan waktu kosong mereka….maka denarkanlah disaat ada liburan
panjang, sebagian mereka mengatakan “saat ini aku berada dalam waktu
senggang.” Padahal seorang tidak ada waktu kosong, senggang dan santai
serta tidak menyia-nyiakan waktu.
KESEMBILAN: MENGAPRESIASI KECENDERUNGAN MEREKA
“Sesungguhnya, semua orang telah
dimudahkan urusannya, sesuai dengan kapasitas penciptaan dirinya”
(Ibnul-Qayyim rahimahumullah dalam kitabnya, Tuhfatul-Maudud fi
Ahkamil-Maulud)
Maka seorang ayah tidak boleh memaksa
anaknya ke dalam hal-hal tertentu yang tidak diinginkan dan tidak
disujainya, jika memang anaknya sudah mampu berfikir bijaksana dan dapat
mempertimbangkan akibat yang diperoleh dari pilihannya.
Komentar
Posting Komentar